“eeh ada Metta..”
Satu kalimat sapaan di chat box Facebook milik Metta. Tersadar hp metta berbunyi.. ooh, Tian yang nyapa, disapa balik tentuny. Beberapa kali mereka hanya berbalas beberapa kalimat dikala mereka kebetulan bertemu di situs pertemanan itu. Diingat-ingat, mereka jarang berjumpa, tapi sering pertanyaan Tian..”kok hari Minggu kemarin ga kebaktian?”
Padahal Metta sering datang kebaktian Minggu Pagi,ya..mungkin karena mereka beda jurusan berjalan,jadi jarang berpapasan. Tapi masih teringat dibenak Metta,ia pernah kenal sudah cukup lama,hanya saja jarang bertemu.
Beberapa bulan mereka tak saling sapa juga di chatbox. Metta sibuk dengan orang yang sedang disukainya,dengan kesibukan kuliahnya,dengan pekerjaannya, dan begitu pula dengan Tian.
Suatu siang,saat Metta sibuk dengan jadwal acara yang akan dibuatnya, masih dengan sambilan mengecek wall Facebooknya, ia membaca beberapa status teman-temannya, termasuk Tian. Seperti tampak bahagia anak itu. Dibuka nya wall Tian, disimpulkan..ooo ternyata Tian lagi diJakarta,dirumah asalnya, karena di Bali tugasnya hanya Kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bali. Dilihat-lihat, haha..cakep juga yah..tapi wajahnya asing, tak terlalu membuat Metta hangat, ya sudah.. lupakan... dan kehidupan juga berlanjut, Metta asyik sibuk dengan kesibukannya sebagai koordinator acara Camp Pemuda.
Bulan berganti bulan. Tian kadang menyapa Metta d fb, saat itu Metta sedang menelpon teman specialnya ”aku curiga deh sama anak ini Di..” keluhnya pada Ardi teman dekatnya . ”dia sering nyapa,lagi ngincer apa sih nie anak yah?” Ardi menjawab dengan santai.. ”ngomong apa sih..aku ga ngerti” Metta tambah bertanya-tanya dalam hati dan bergumam..ya sudahlaah
Hubungan jarak jauh Metta dengan Ardi sudah tak seintens saat mereka awal-awal dekat, entah karena sinyal yang terputus-putus atau kesibukan mereka masing-masing. Malam itu Metta merasa sepi. Online lewat Hpnya, eh Tian Menyapa lagi, kali ini, Tian jauh lebih santai dan humoris,membuatnya merasa nyaman mengobrol. Obrolan sampai saat Tian menanyakan kesibukan Metta,
”aku kuliah sambil kerja” ketik Metta
Dan sepertinya Tian salut dari reaksi kalimatnya.dan Metta mempromosikan Toko Kue barunya, dan Tian berencana ingin tau tempat usaha Metta.
Hari Selasa, buat Metta hari yang paling padat,karena harus Kuliah dengan jadwal estafet. Pulang Kuliah harus jaga toko,bergilir sama Mama nya. Saat Metta melayani pembeli, dia cukup kaget,Tian datang ke toko. ”wah..aku pikir ga jadi yan..”sapa Metta. Tian Cuma tersenyum kecil . ”duh..belagu”gumam Metta
Berusaha membuka topik pembicaraan,Metta agak canggung dan sangat berusaha jangan sampai salah bicara. Tian memilih beberapa kue dan membeli sebungkus rokok.”astaga ternyataaa...”gumam Metta,ia tak terlalu suka cowo perokok.
Tak langsung pulang, Tian duduk di depan toko, dan Metta menemani mengobrol. Ternyata Tian seorang diri di Bali,dan waah..dia kost di Jimbaran, jauh juga dia ke toko Metta. ”Ya mungkin kurang kerjaan aja kali yah nie anak sampe jauh begini mainnya”
Banyak yang mereka bicarakan,hampir 3 jam. Metta masih mengenakan baju kuliah lengkap. Masih juga Metta berbasa basi ”mau ditemenin makan? Ddaerah sini banyak makanan enak loh” ungkap Metta menawarkan. ”Tidak,terima kasih,lain kali deh kita makan bareng,kalo jodoh” dan Tian berusaha memperbaiki kalimatnya ”ya maksudku jodoh, kita kan berjodoh sama siapa saja, entah jodoh sebagai teman,ketemu dosen atau lainnya” Metta sedikit bingung dengan kalimat Tian, kenapa harus diperbaiki, Metta mendengarnya tak ada yang salah.
Dari obrolan mereka, Metta merasa senang,ternyata Tian dulu pernah kuliah Pariwisata dan sempat bekerja di salah satu hotel terkemuka di Jakarta, di bagian pastry. Dan tentunya, Tian bisa membuat Tiramisu, makanan favourite Metta. Metta dengan semangat meminta resep dan cara mengolahnya. Tian berjanji akan memberikan resepnya dipertemuan mereka berikutnya.
Sabtu sore Metta dan teman-temannya pergi keluar kota untuk acara Rapat dinas kepemudaan. Tak terlintas Tian sedikitpun dibenaknya, ia masih memikirkan Ardi yang mulai cuek,saat Hp Metta online, Ardi tak ada.. ada Tian, ya Metta menyapa untuk mencari teman mengobrol sebelum tidur ”Kemana yan Malam Mingguan” awal membuka obrolan. Tak panjang lebar mereka mengobrol,Metta pun tertidur.
Metta sangat menikmati 2 hari diluar kota yang sejuk ini. Diperjalan pulang ada sms , Tiwi bertanya.. tuh Ardi sms yah.. ? di baca Metta, oh, dari Tian ini..
“ sore ini aku ke Tokomu yah Ta” kalimat sms dari Tian
Tiwi terheran..Tian sms.. ada angin apa kalian bisa kenal.. raut wajah penasaran dari Tiwi.
Cukup 2 hari berakhir pekan diluar kota. Metta merasa segar beraktifitas dihari Senin. Sampai sore hari nya, Tian datang lagi. Mereka mengobrol dan akhirnya jam makan malam, mereka makan dekat Toko Metta. Tak ada rasa canggung dari Metta ataupun Tian. Mungkin karena keduanya berfikir,itu hanya makan biasa, tapi Metta senang juga. Suasana juga semakin akrab. Dan resep Tiramisu sudah ditangan Metta. Kapan sempat itu dibuatnya..
”Di, Tian baek banget loh,jauh-jauh dari Jimbaran ke Denpasar , bawain aku resep Tiramisu” adu Metta pada Ardi. Jawab ardi dengan tenang ” Ya secara suka, sejauh apa juga ga terasa”
Makin jauh hubungan Metta dan Ardi, Metta makin berfikir dan mulai bosan juga. Ya seperti biasa,pelampiasannya dengan kesibukan, sampai suatu malam,Metta di tanya Tian ”Ta, cowomu orang mana?” kok pertanyaan Tian aneh,tepat disaat Metta lagi kebingungan. Akhirnya diceritakan semua tentang Ardi. Tian memberi nasehat yang menurut Metta sangat membunuh, Metta disuruh melupakan Ardi. ”hah,apa iya secepat itu dilupakan,setelah 10 bulan dekat” Metta bertanya-tanya dalam hati.
Berusaha mengalihkan pembiacaraan.. ”eh jadi ngetipat ga ditempat Tiwi?”
Sabtu siang mereka berencana makan tipat d warung Tiwi.
Orangtua Tiwi cukup heran melihat Metta datang dengan orang lain. Tapi tak terlalu banyak bertanya sampai akhirnya Tiwi datang dengan ceplas-ceplos bertanya-tanya aku datang dengan Tian. Humm..biasa banget Tiwi, dan orangtua Tiwi juga menjadi curiga, dan ikut berpendapat..”ta, ganteng kok cowonya..” astagaaaaaaa kita cuma berteman...
Banyak hal-hal kebetulan yang selama kedektan Tian dan Metta, ternyata Mamanya Tian,pandai membuat kue kering, sampai Mama Metta minta tian untuk mengajari Metta membuat kue kering.
Metta benar2 merasa bosan dan mengantuk saat Tian mengajari Metta membuat Nastar. Dan hal yang paling membuat Metta merasa tersinggung, saat Metta megolesi Nastar yang akan dimasukkan kedalam oven, Tian menegur Metta dengan nada yang cukup tinggi. Agak kesal dihati Metta,menatang-mentang lebih pintar,bisa seenaknya bentak kaya gini.
Esok harinya,kursus berikutnya.. Lidah Kucing.. dengan 2 loyang berisi 12 cetakan, membosankan adonan sebanyak itu dengan loyang yang minim.. huaheeemmm..
Tapi saat membuat kue kering, Tian banyak membuat Metta tertawa dengan candaan Tian yang konyol seperti anak kecil
Orang tua Metta juga semakin simpati dengan Tian. Tian anak yang sopan dan ramah, gampang dekat dengan orang tua Metta, cukup diluar dugaan.
Hampir setiap hari mereka bertemu, Tian datang ke toko Metta walaupun sekedar mengobrol hal-hal yang konyol yang membuat Metta melupakan kalimat Ardi yang cukup membuatnya shock. Tak apalaah,kalau statement Ardi seperti itu.
Mama Metta mendadak hendak mengajak Tian ikut pergi rekreasi. Wah,agak susah ini ngomongnya, secara aku ga terbiasa untuk mengajak Tian lebih dari sebiasanya. Aku coba dan akhirnya dia tak menolak
Tapi,Metta sedikit merasa tak enak waktu melihat raut wajah kaget dari Tian,kalau saat itu mereka pergi dengan orang tua Metta. Metta merasa sedikit canggung,tapi Tian luar biasa,dia begitu nyaman bercanda dan mengajak orang tua Metta mengobrol sebiasanya.
Sampai saat bertukar pengendara,metta duduk dengan Tian dikursi belakang, Tian menceritakan masa lalu nya dengan mantan nya,dengan teman dekatnya, dan akhirnya, dia mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya.
”simpan ini,jangan sampai hilang”
Metta penasaran.. ”apa ini,trus kalau hilang gimana?”
”ya kmu bisa baca tulisannya, dont forget me, kalau hilang, berarti kita ga jodoh lagi”
Cerita Tian,itu kartu ari teman baikny waktu SMA, sepasang,mereka masing-masing pegang satu, tapi setelah pisah lama,Tian tau ternyata si cewe sudah menikah,dan saat ditanyakan tentang kartu itu,si cewe sudah tak ingat sama sekali...
Humm..Metta makin bingung dengan makna kartu itu. Apa yah kira-kira.. ?
Bersambung...